Eksplorasi desain dapat dicipta ke dalam beragam bentuk unik. Benda kecil serupa tempat penyimpan gula-gula atau permen, salah satu mediumnya. Seperti yang dilakukan HGT Architects. Henry Gunawan Tjhi bersama HGT Architects, baru saja mengerjakan proyek desain tempat permen untuk perusahaan Kartika Sari di kawasan Dago dan Haji Akbar di Bandung.
Konsep tempat permen unik diberi nama “FLOW”. Bentuknyadibuat organis (meliuk-liuk) dan berwarna putih-metalik mengikuti nuansa tokonya. Konsep desainnya dibuat-- menyesuaikan sirkulasi manusia yang tidak garis lurus. Meja display meliuk-liuk, mencoba memberi penekanan dalam ruang. Barang pun terlihat cantik, chic, dan orang yang memandang tak canggung.
“Dengan desain ini, baik tempat permen maupun kue kering, kapasitasnya naik jadi 250 %. Dari situ investasi mereka untuk desain jadi terhitung. Dengan desain baru, produk bisa lebih banyak dipajang, dan SPG nya nggak perlu bolak-balik, ”ungkap Henry, Principal HGT Architects.
Tempat permen dibuat serupa bola dengan material stainless steel dan kaca, demi menyiasati saat permen habis. Tempat permen tetap memikat meski dalam keadaan kosong. Selain itu, terdapat trik visual ilusi dari kedua bola metalik dan kaca. “Dengan bola-bola metalik yang bersebelahan dengan bola-bola transparan, ada bayangan dari permen di bola kaca. Itu salah satu efek yang menarik,” imbuhnya.
Bagi Henry mencipta desain tempat permen yang chic adalah tantangan menarik. Benda kecil itu masuk dalam elemen interior. “Sebenarnya dengan mendesain tempat permen, kita juga melihat bagaimana alur para pembeli. Jadi tidak hanya dilihat dari skala bendanya, tapi juga desain arsitekturnya bisa diterapkan,” ungkap Henry.
Proyek terbaru HGT Architects pun tak jauh dari gula-gula yang manis. Mereka kembali bergiat membuat desain tempat permen untuk toko Kartika Sari di kawasan jalan Haji Akbar. Kali ini, mereka menerapkan konsep anyaman bambu. Konsep itu pas untuk menyelaraskan interior toko yang bernuansa modern – tradisional, seperti motif kembang dan detail kayu jati. Material lokal anyaman bambu, cocok dengan tema toko yang mengusung atmosfir Indonesia.
Tempat permen masih dibuat dari stainless steel, karena sifat material yang kuat dan perawatannya mudah. “Dari situ, kita coba bikin sebuah komposisi. Masih dengan konsep, kalau tempat permen kosong tetap terlihat bagus, dan berapa banyak permen yang bisa dimasukan,” ujar jebolan Master of Architecture dari Columbia University, Amerika Serikat.
Anyaman rotan dibuat agak berpori. Saat sinar matahari membias-- terlihat menyerupai kain yang mengambang. Reaksi itu menurut Henry, sangat bagus untuk di observasi. Dalam proses pengerjaan anyaman bambu, ia melibatkan pengrajin asal Bandung. Para pengrajin memiliki potensi yang handal—sebab kontur desain yang kompleks, membuat mereka berpikir mencipta anyaman yang bagus.
Proses pengerjaan setiap proyek memakan waktu sekitar 6-7 bulan. Untuk hasil maksimal, Henry bersama tim melakukan studi ruang, hingga berulang-kali melakukan percobaan terhadap material. Alhasil, para pelanggan toko merasakan pengalaman berbeda saat berkunjung, dan tak segan mengabadikan setiap momen di area display permen.